Minggu, 10 Maret 2013

Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks


Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang taidak dapat menghantarkan arus listrik. Suatu larutan dapat bersifat elektrolit karena dalam larutan, zat-zat terlarut terionisasi menghasilkan ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Suatu larutan bersifat nonelektrolit karena dalam larutan tidak terdapat ion-ion positif dan negatif.
Ada beberapa jenis zat elektrolit, diantaranya asam, basa, dan garam.
1.       Asam, menurut Arrhenius yang dimaksud asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion H+. Adapun basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Bagian anion yang dilepaskan oleh asam di samping H+ disebut sebagai sisa asam.
2.       Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion-ion  OH-.
3.       Garam adalah persenyawaan yang terbentuk antara ion logam dan ion amonium (NH4+)dengan sisa asam.
Reaksi dalam elektrolit ditandai dengan terjadinya
1.       Air (H2O), misalnya reaksi antara asam dengan basa (reaksi naturalisasi);
2.       Gas (H­2, CO, NO­2, SO­2), misalnya reaksi antara logam dengan asam;
3.       Endapan (logam, garam yang sukar larut), misalnya logam L1 dapat mendesak logam liain (L2) gari garamnya;
4.       Perubahan warna
Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) adalah reaksi yang melibatkan pelepasan dan penangkapan elektron atau dengan kata lain mengalami perubahan bilangan oksidasi (biloks). Oksidasi adalah reksi pelepasan elektron (kenaikan biloks), sedangkan reduksi adalah reaksi penerimaan elektron (penurunan biloks). Jika dalam suatu reaksi terdapat suatu zat yang mengalami oksidasi dan reduksi secara bersamaan, reaksi tersebut disebut otoredoks atau reaksi disproporsionasi.
Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom dalam suatu ikatannya dengan atom lain. Karena dalam ikatan yang terlibat adalah elektron, maka posisi elektron menentukan bilangan oksidasi. Untuk senyawa kovalen, bilangan oksidasi suatu unsur ditentukan berdararkan pergeseran elektron dalam ikatan kovalennya. Atom yang lebih kuat menarik elektron (elektronegativitasnnya lebih besar) mempunyai bilangan oksidasi negatif, sedangkan atom yang kurang kuat menarik elektron (elektronegativitas kecil) bilangan oksidasinya positif. Besarnya bilangan oksidasi suatu unsur bergantung pada banyaknya elektron-elektron yang terlibat dalam ikatannya.
Reaksi redoks juga terjadi pada penguraian zat-zat yang menggunakan bakteri. Bakteri yang bekerjanya memerlukan oksigen disebut bakteri aerob, sedangkan sedangkan bakteri yang bekerjanya tidak memerlukan oksigan disebut bakteri anaerob. Bakteri anaerob dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biogas.
Pembakaran bahan bakar minyak (BBM) dan batu bara juga merupakan reaksi redoks. Pembakaran BBM dan batu bara yang berlebihan dapat menimbulakan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu diusahakan penggunaan bahan bakar lain yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, misalnya energi matahari, angin, dan laut.

0 komentar:

Posting Komentar